Menuju
Tua Sehat, Mandiri
dan Tetap Berguna
JIKA
Allah SWT menghendaki,
Kita akan menemui
tua/Lanjut Usia (Lansia)?
Di saat itu, banyak orang menilai manusia
akan mengalami masa sulit seperti
saat masih bayi. Kita tidak berdaya, namun atas kebaikan
orangtua yang merawat,
menyuapi hingga menuntun
berjalan agar lekas mandiri dan pada akhirnya
dewasa dapat mandiri
dan berguna, minimalnya
pada diri sendiri.
Manager
Rumah Lansia BSD Mohamad Sholeh,
S.Sos, mengatakan, kalau membicarakan Lansia,
memang tidak ada habisnya dan akan tetap menarik sampai
kapanpun. Terlebih lagi ini adalah
masa dimana jika manusia ditandirkan,
semua orang akan mengalaminya. Yakni masa dimana
insan akan mengalami
rentan
pada kesehatan fisik dan mental.
Banyak orang juga menilai, ini adalah saat manusia menyerupai
anak-anak kembali. Sulit melakukan ini-itu
lantaran fisik dan pikiran tak lagi mampu bekerja secara
maksimal.
“Masa
ini dapat pula dikatakan saat dimana manusia
kerap dihadapkan dengan
emosi yang sulit terkontrol dengan
baik. Oleh sebab itu, pada umumnya, para Lansia sangat
membutuhkan konseling yang baik agar mereka mampu ‘Menuju Tua Sehat, Mandiri
dan Tetap Berguna’
sehingga tidak dianggap
manusia yang merepotkan,”
terangnya.
Untuk
menuju Lansia yang diidamkan tersebut,
Sholeh merujuk pada Panti Werdha
di BSD, Anggrek
Loka Blok AA/22,
yang saat ini tengah ia pimpin. Disebutkannya, tujuannya
sama, yakni ingin menjadikan Lansia
menuju tua sehat,
mandiri dan tetap berguna melalui
sederetan program seperti;
(1) program pemenuhan
asupan gizi, kesehatan,
makan dan minuman;
(2) pemenuhan sarana
dan prasarana bagi Lansia, tongkat,
kursi roda, ranjang
tidur, kasur; (3) pengadaan mobil ambulan; (4) bedah rumah Lansia terlantar;
(4) asuransi kesehatan
hingga pemakaman; (5) keterampilan dan masih banyak
lagi.
“Panti
merupakan tempat ideal karena dunia dan bidangnya
memang spesialis mengasuh
dan membina agar sesuai yang diharapkan Lansia
dan khususnya bagi Kita semua.
Mereka akan mandiri,
berguna lagi sehat dan tentunya
tak lagi merepotkan
bagi yang muda,”
imbuhnya.
Berbicara
masalah pengalaman, Rumah Lansia BSD memang baru didirikan tahun 2013 ini. Meski demikian,
keberadaannya cukup mampu membantu Lansia
dan mengatasi permalasahan
seputar Lansia. Selain
itu, letaknya yang berada di salah satu jantung Kota Tangerang Selatan,
rumah ini adalah
satu-satunya Panti Jompo Islam di kota yang baru dimekarkan
dari Kabupaten Tangerang
tahun 2008 lalu juga sangat
strategis. Selain itu, pengalaman membina
anak-anak terlantar dan Lansia terlantar
selama ini benar-benar
telah dirasakan masyarakat
sangat membantu semakin
menambah mandiri lansia.
Seperti binaan Rumah Lansia ini di Tangerang
Selatan dan di Bogor.
“Dari
pengalaman Yayasan, kami sudah cukup berpengalaman. Selain
pengalaman Yayasan itu, pengalaman pribadi
ketika menjadi aktivis
di Suarabaya, Mandura
selama menekuni dunia Lansia juga dapat dijadikan
pertimbangan sekaligus acuan
melindungi Lansia,” imbuhnya.
Sementara
itu, ketika ditanya
program apa yang paling mengena
memasuki Ramadan ini? Sholeh mengaku
sangat banyak sekali
yang harus dilakukan.
Namun demikian, dia mengaku lebih prioritas sedekah
dan kerohanian. Menurutnya,
pada hakekatnya, yang lebih penting
bagi Lansia mukim maupun non mukim di asrama adalah
memasuki
bulan Ramadan 1434H/2013
ini, tiada kata bangga melainkan
ucapan syukur atas panjangnya umur sehingga mendapat
kesempatan semakin banyak
untuk meningkatkan amal kebaikan di akhir sisa usia.
“Ucapan syukur
ini nampaknya memang
suatu keharusan. Terlebih
lagi jika berkaca
dari Lansia lain yang selama
ini berada di luar Rumah Lansia BSD. Kondisi mereka
masih banyak yang jauh dari beruntung, kesepian,
tersisihkan, tidak beruntung
secara ekonomi, rentan
tersakiti. Bahkan, ekstrimnya
lagi kondisi sakit lagi cacat.
Ditambah lagi, lansia
yang demikian terkadang
juga masih punya tanggungan istri dan anak, bahkan cucu dan cicit yang menggantungkan ekonomi
kepadanya. Melihat kondisi
yang demikian memang
sangat memprihatinkan,” ungkapnya.
Jauh dari contoh itu, Sholeh juga menunjukkan kondisi lebih memprihatinkan lagi sebenarnya juga dapat kita jumpai jika melongok ke tempat atau jalan-jalan raya tempat kerumunan
atau pemberhentian kendaraan,
khususnya di sekitar
persimpangan atau traffic light.
Banyak lansia, bahkan
cacat harus meminta-minta
demi tujuan satu, bertahan hidup dan memperjuangkan nasibnya
sendirian agar dapat hidup sejahtera.
Mereka selama ini kebingungan, meskipun
langkah yang terkadang
dianggap banyak orang membahayakan karena
nekat, mengandung unsur berbahaya karena
berada di jalur kendaraan padat terpaksa tetap mereka lakukan.
Dalam pemahaman kita, harus bagaimana
lagi sebab itulah
cara satu-satunya yang dapat mereka
lakukan.
“Semoga
Allah selalu memberikan
kesabaran, kelancaran dan kekuatan iman untuk membantu
mereka semua. Sehingga,
kedepannya harapan saya dan umumnya
kita semua, kedepannya
tidak akan ada lagi yang namanya Lansia
rentan terlantar,” pungkasnya.
(SJ).
Donasi Peduli Rumah Lansia BSD
1) Nama Bank : Tabungan
BRI Simpedes
2) No. Rek. Lembaga : 0917-01-040446-53-2
3) Atas Nama : LKS Rumah Lansia
Bina Ummat
4) Konfirmasi : 0857 3390 3225
Maaf mau tanya jumlah lansia disana brp org ya? Klo mau ngadain buka puasa bersama di sana apa bisa?
BalasHapusTetangga sy ibunya ditelantarkan oleh anaknya..drpd jd gelandangan bskah tinggal di panti ini
BalasHapus